Metode
berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang
umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan
arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari
media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai
prestasi sosial dan penanda status sosial.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
diakses pada tanggal 26 april pukul 23.35 wib)
Deduksi
berasal dari bahasa inggris yaitu deduction yang
berarti penarikan kesimpulan dari keadaan-keadaan yang umum,
menemukan yang khusus dari yang umum1. Berpikir deduktif
atau berpikir rasional sebagian dari berpikir ilmiah. Dalam logika
deduktif, menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan umum
menuju pernyataan-pernyataan umum khusus dengan menggunakan penalaran
atau rasio(berpikir rasional). Penarikan kesimpulan secara deduktif
biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus.
Silogismus disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah
kesimpulan-kesimpulan.
Contoh
berpikir deduktif :
Hukum
dalam fisika menyatakan bahwa setiap benda padat kalau dipanaskan,
akan
memuai(pernyataan
umum). Besi dan seng adalah benda padat(pernyataan kedua atau
fakta-fakta khusus). Oleh sebab itu, besi dan seng jika dipanaskan
akan memuai(kesimpulan atau pernyataan khusus).
Proses
penarikan kesimpulan seperti dalam contoh diatas dinamakan logika
deduktif. Pertanyaan atau masalah yang timbul adalah : apabila besi
dan seng dipanaskan pada temperatur yang sama, manakah yang lebih
cepat proses pemuaiannya?.
Dari
pertanyaan tersebut dapat diturunkan sejumlah praduga atau hipotesis.
Misalnya :
a.
Tidak dapat perbedaan kecepatan pemuaian antara besi dengan seng
apabila dipanaskan pada temperatur yang sama.
b.
Jika keduanya dipanaskan pada temperatur yang sama, seng lebih cepat
pemuaiannya dibandingkan dengan besi.
c.
Jika keduanya dipanaskan pada temperatur yang sama, besi lebih cepat
pemuaiannya dibandingkan dengan seng.
Diantara
ketiga hipotesis diatas, hipotesis manakah yang paling benar?
Salah
satu cara untuk membuktikannya, bisa dengan mengkaji teori yang
berkenaan dengan konsep-konsep pemuaian dalam pelajaran fisika.
Dengan perkataan lain, menggunakan argumentasi teoritis melalui
penalaran, tidak menggunakan bukti-bukti secara empiris.
Dari
contoh diatas dapat disimpulkan bahwa dalam berpikir deduktif, proses
berpikir hanya sampai kepada menurunkan hipotesis. Pengujian
hipotesis secara empiris melalui verifikasi data tidak dilakukan.
Itulah sebabnya berpikir deduktif baru sebagian saja dari berpikir
ilmiah.
(http://artikel-makalah-almajdzub.blogspot.com/2012/02/berpikir-deduktif.html
diakses
pada tanggal 26 april pukul 23.35 wib)
Macam
– Macam Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif
diantaranya :
a. SilogismeSilogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)b. EntimenEntimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
a. SilogismeSilogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contohnya:
Semua manusia akan mati
Amin adalah manusia
Jadi, Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)b. EntimenEntimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh :
Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada malam hari tidak ada matahari
Pada malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar