Minggu, 24 April 2011

ILMU BUDAYA DASAR # BAB 4

Nama : M SYURAY RANZEVI R
Kelas : 1ka33
Npm : 14110827
Kelompok : 6
Dosen : Ninuk Sekarsari 

Ilmu Budaya Dasar
Bab IV (Manusia dan Keindahan)

1. Jelaskan pengertian tentang kontenplasi & ekstansi ?

Jawaban

Kontemplasi adalah suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Dalam kehidupan sehari-hari orang mungkin berkontemplasi dengan dirinya sendiri atau mungkin juga dengan benda-benda ciptaan Tuhan atau dengan peristiwa kehidupan tertentu berkenaan dengan dirinya atau di luar dirinya.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.

2. Sebutkan teori dalam renungan ?

Jawaban :

Pengertiannya Berasal dari kata renung, artinya diam-diam melakukan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.renungan adalah hasil merenung. dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori seperti : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologik. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori diantaranya:

1.Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa "Art is an expression of human feeling" (Seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.

2.Teori Metafisik
Merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada makna yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.

3.Teori Psikologis
Salah satunya ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Seni merupakan semacam permainan y menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.


Studi Kasus :

" Hutan dan Menanam Pepohonan untuk Pelestarian Air Banjir Kekeringan dan Longsor "



Di salah satu stasiun TV dinyatakan bahwa longsor dan banjir di Wasior-Papua disebabkan oleh cuaca ekstrim, namun ahli lain menyanggah bahwa itu disebabkan oleh penggundulan hutan. Kedua alasan itu sesungguhnya benar. Kenapa demikian ? Mari kita ikuti perenungan berikut yang membahas kajian secara global dan lokal.
Secara global, perubahan cuaca dan cuaca ekstrim disebabkan oleh pemanasan global akibat dari meningkatnya salah satu gas yang mengakibatkan rumah kaca yakni gas CO2. Kita sering dipersalahkan karena penebangan hutan, memang data laju defo-restasi/penebangan hutan antara 1,2-1,7 juta ha per tahun, padahal sesungguhnya penyebab naiknya konsentrasi ambien gas itu karena emisinya demikian tinggi yang dihasilkan oleh industri dan kendaraan bermotor.
Kini kita beralih pada kajian secara lokal. Ketika air hujan dari ketinggian 2-3 km jatuh ke bumi energi tumbukannya sangat besar, sehingga akan mengakibatkan terce-rai-berainya butiran tanah. Hal ini akan mengakibatkan erosi dan pelumpuran yang akan mengakibatkan sedimentasi. Sedimen-tasi akan memperkecil kapasitas tampung sungai yang kemudian mengakibatkan luapan air sungai dan banjir. Lain halnya jika ada tutupan hutan. Butiran air hujan akan tertahan oleh tajuk pepohonan kemudian air hujan turun ke tajuk dan percabangan yang lebih rendah, lalu turun ke dedaunan semak dan perdu akhirnya ke rumput dan tanah. Ketika menyentuh tanah energi kinetisnya sudah sangat lemah, sehingga tidak mengakibatkan lepasnya butiran tanah dari agre-gatnya/kumpulannya.
Lalu bagaimana dengan program Trem-besi yang mulai dicanangkan sejak 13 Januari 2010 oleh Presiden RI yang . diperuntukkan sebagai penyerap gas CO2 Adakah manfaat pohon ini untuk pelestarian air tanah, mengurangi bahaya banjir dan longsor, agar tragedi Wasior dapat dicegah atau dikurangi ?
Pohon Trembesi memiliki tajuk yang membulat dengan percabangan yang panjangnya dapat mencapai 20-25 m bahkan lebih. Dengan tajuk pohon seperti itu tentunya mempunyai jumlah daun yang sangat banyak. Indeks luas daun tajuk pohon dapat mencapai 6-8. Artinya setiap hektar luas daun tegakannya dapat mempunyai luasan daun 6 sampai 8 ha.







Daun melakukan proses transpirasi, selain fotosintesis dan respirasi. Akibatnya, air yang diserap oleh akar akan dialirkan melalui batang ke dedaunan. Luas daun yang maha luas itu, mengakibatkan transpirasi yang sangat besar. Oleh sebab itu, tidak aneh jika ada prfcar yang mengatakan bahwa hutan atau pohon dapat mengakibatkan defisit air tanah. Kalau begitu kita tidak membutuhkan hutan atau pepohonan dong !, ini adalah pemahamanyang keliru. Tuhan menciptakan hutan salah satu manfaatnya adalah untuk pelestarian air tanah.
Di permukaan lantai hutan yang penuh dengan humus yang semakin tebal seiring dengan bertambahnya waktu. Tidak heran pada lingkungan berhutan klimaks humus-nya dapat mencapai 1 -2 meter. Ketika kita berjalan dan menghentakan kaki kita di tanah berhumus tebal akan terdengar suara nyaring, karena air di dalamnya bergetar. Pohon dengan perakarannya yang besar masuk menembus tanah yang semula padat dan pejal. Rekahan ini akan memungkinkan airhujan dapat meresap masuk ke dalam tanah.
Air hujan akan masuk ke dalam tanah, meresap masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan perkolasi, akhirnya masuk ke dalam akuifer lalu akan ke luar melalui mata air setelah terperangkap di dalam berbagai lapisan tanah beberapa minggu bahkan bulan. Akibatnya, banjir tidak akan terjadi bahkan sebaliknya di musim kemarau air tetap ke luar dari mata air, sehingga sungai tetap berair, tidak mengering.
Air yang masuk ke dalam tanah akan terkumpul dalam reservoir yang kemudian keluar berupa mata air yang memungkinkan hidupnya manusia. Di Jawa Barat disebut "hulu dayeuh" dan di Jawa tengah dan timur disebut "sendang".
Dengan banyaknya pohon atau katakanlah hutan, maka ketika turun hujan, air masuk ke dalam tanah tidak menjadi air limpasan permukaan, sehingga tidak mengakibatkan banjir. Sebaliknya di musim kemarau pun air tetap mengalir dari beberapa hulu dayeuh/sendang, sehingga sungai tetap berair. Air dibutuhkan untuk minum, masak makanan, mencuci dan mandi serta kegiatan manusia lainnya seperti bertani dan memelihara ikan. Akibatnya, peri kehidupan manusia menjadi lebih baik sebagai manfaat dari menanam pohon dan memelihara hutan. Jangan lupa ikan pun bertasbih, memuji dan membesarkan nama Allah yang telah menciptakannya.
Oleh sebab itu, seberapa pun majunya tingkat peradaban dan teknologi manusia baik di kota maupun di pedesaan, kita tetap "keukeh" membutuhkan hutan. Trembesi hanyalah salah satu jenis yang diciptakan Tuhan, kita boleh menanam dengan jenis pohon lainnya.
Untuk pelestarian air tanah kita harus memilih jenis yang memiliki daya transpirasi (daya tembus) yang rendah. Agar longsor dapat dicegah, maka jenis yang ditanam memilik perakaran yang kompak, melebar dan dalam. Humus yang terdapat pada lantai hutan harus kita biarkan, jangan dibakar, agar air hujan dapat meresap masuk ke dalam tanah. (Dr Ir Endes N. Dahlan, MS pengamat lingkungan dan hutan kota Fakultas Kehutanan IPB)

Tujuannya supaya pepohonan disetiap daearah bisa subur seperti pada gambar ini


Opini / Pendapat saya :


Penghijauan sangat berguna bagi bumi kita ini. Dengan adanya penghijauan siklus udara kita menjadi sehat dan lingkungan menjadi asri. Penghijaun tak hanya berguna untuk kita saja tapi berguna bagi anak dan cucu kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar